Sabtu, 10 April 2010

Potensi Negara Agraris itu masih ada?


Membahas potensi negara Agraris (berbasis pertanian) tidak lain adalah lahan atau tanah dan iklimnya. Namun apakah yang dimaksud dengan potensi itu wujudnya seperti foto di sebelah? Memang bukan seperti itu mestinya tetapi itulah yang masih tersisa. Ya memang potensi itu berupa lahan terlantar (marginal) dan lahan tidur (idle) masih banyak ditemukan di P. Jawa, apalagi di luar P. Jawa tersedia ribuan hektar lahan bekas HPH terlantar. Lahan kritis, lahan terbengkelai akibat peladangan berpindah-pindah, bekas HPH yang tidak ditanami kembali, hutan yang gundul akibat illegal logging, dan laha-lahan tidur sangat luas jumlahnya (> 13 juta hektar). Lalu bagaimana? Menyesal? Marah? Menghujat oknum atau demo ke Pemerintah yang memberi ijin? atau mengadu ke Dewan Perwakilan Rakyat? Memang semua itu akan menyelesaikan atau mampu mengembalikannya? Ya tentu tidak akan kembali lagi, tetapi bukan berarti tidak mungkin untuk diperbaiki. Lalu bagaimana? Lha inilah tantangannya (ujiannya)! Koq begitu? Terus mau yang mana lagi, setidaknya itu masih lebih baik dibandingkan dengan gurun pasir. Mungkin ini sarana kita untuk belajar menjadi cerdik dan bijaksana serta peduli terhadap lingkungan. Sesungguhnya inilah peluang kita untuk ikut berperan serta (semoga bernilai ibadah) selagi kita masih ada waktu. Kita optimis, masih banyak diantara kita yang peduli dengan perbaikan lingkungan (apapun motivasinya yang penting bukti bukan janji atau slogan saja).

Indonesia sebagai negara agraris yang terletak di daerah katulistiwa dengan iklim tropis, sepanjang tahun memperoleh sinar matahari yang cukup dan mempunyai dua musim (penghujan dan kemarau) yang sangat menguntungkan untuk pertumbuhan dan pengembangan berbagai jenis tanaman yang bermanfaat sebagai bahan baku berbagai kebutuhan hidup manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar